Hal semacam ini sering disebut mood. Tubuh Anda tidak sakit, tetapi tidak ada gairah untuk melakukan sesuatu. Jangan terburu-buru berpikiran Anda menderita sesuatu penyakit. Jangan-jangan tubuh Anda hanya kekurangan salah satu unsur warna saja.
Warna, sejak zaman Mesir Kuno memang sudah dipercaya mempunyai pengaruh yang besar pada tubuh (fisik, emosi, dan mental) manusia. Warna mempengaruhi aura tubuh sehingga jika tubuh kelebihan atau kekurangan salah satu warna, akan terjadi ketidakseimbangan tubuh yang akhirnya mempengaruhi mood dankesehatan tubuh.
Menurut Gitta S van Engelen, praktisi terapi warna, warna memang mempunyai kekuatan untuk tubuh. Warna bukanlah obat, tetapi dia bisa membantu proses penyembuhan sebuah penyakit lewat gelombang atau vibrasinya. Dalam buku Colour Therapy, Pengaruh dan Kekuatan Warna dalam Kehidupan dikatakan, terapi warna adalah penyembuhan sebuah penyakit dengan mengaplikasikan warna-warna yang tepat untuk penyembuhan dalam bentuk yang lebih terpusat dibandingkan sinar matahari.
Contoh sederhana bahwa warna sangat mempengaruhi tubuh adalah jikaorang masuk ke ruangan yang berwarna hitam kelam atau coklat tua. Tubuh dan pikiran orang tidak akan betah berlama-lama diam di ruangan itu. Jika ada warna yang membuat tubuh dan pikiran merasa tidak nyaman, tentu ada kombinasi warna lain yang bisa membuat orangmerasa rileks dan tenang.
Warna mempengaruhi setiap orang, apa pun kondisinya. Oleh karena itu terapi warna juga bisa diterapkan pada anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti sindroma down, autis, anak-anak dengan kecerdasan di bawah normal, disleksia, anak dengan kesulitan belajar dan sebagainya.
“Penggunaan terapi warna sangat membantu anak-anak untuk menyalurkan marahnya. Mereka mengamuk karena orang lain tidak mengerti apa yang mereka inginkan. Jika mereka terlatih untuk menjalani terapi warna sendiri, mereka bisa menghilangkan rasa marah itu dengan menyerap warna tertentu,” kata Gitta yang mempraktikkan terapi warna di sekolah International Center for Special Children in Education, Jakarta Selatan.
Aura anak-anak dengan kebutuhan khusus biasanya tidak seimbang. Aura mereka cenderung berwarna hitam. Namun setiap anak mempunyai tingkat kecenderungan yang berbeda.
“Terapi warna tidak bisa diberikan kepada seluruh murid sekaligus karena kebutuhan mereka berbeda-beda. Biasanya saya melakukan observasi dulu, baru menentukan warna apa yang mereka butuhkan masing-masing pada saat itu. Sebaiknya sebelum melakukan terapi warna, konsultasi dulu dengan ahli terapi warna untuk menentukan warna apa yang tubuh kita butuhkan,” jelas Gitta.
MENENTUKAN warna yang dibutuhkan memang sebaiknya dilakukan oleh ahli terapi warna. Namun seseorang bisa memperkirakan sendiri warna yang dibutuhkan. Yang perlu diingat, tubuh memiliki tujuh buah cakra yang sangat dipengaruhi oleh warna. Dalam buku Colour Teraphy ditulis:
Warna merah berhubungan dengan cakra dasar yang mempengaruhi vitalitas, kekuatan, seksualitas, dan kesadaran. Merah bisa mengatasi anemia, kekurangan energi, impotensi, tekanan darah rendah, penyakit kulit, dan infeksi saluran kencing.
Warna Oranye berhubungan dengan cakra limpa yang mengatur sirkulasi dan metabolisme. Warna ini juga berhubungan dengan kegembiraan dan keceriaan.
Kuning berhubungan dengan dengan cakra solar plexus yang mempengaruhi intelektual dan pengambilan keputusan. Warna kuning juga bisa menstimulasi konsentrasi.
Hijau berhubungan dengan cakra jantung. Hijau adalah warna penyembuh karena dia menyeimbangkan dan menstabilkan energi tubuh.
Biru berhubungan dengan cakra tenggorokan. Warna ini sangat menenangkan dan sangat baik untuk insomnia, nyeri pinggang bawah, asma, dan migren.
Ungu merupakan warna cakra mahkota dan berhubungan dengan energi dari fungsi tertinggi pikiran. Warna ini membantu meningkatkan rasa percaya diri, mengurangi rasa ketidakberdayaan, serta mengobati kelainan mental dan saraf.
Hitam sering dipakai untuk menekan nafsu makan. Bagi yang ingin mengurangi berat badan, pakailah taplak berwarna hitam untuk meja makan.
Terapi warna bisa dilakukan sendiri dengan berbagai cara, maksimal dilakukan empat kali seminggu. Lamanya bisa lima sampai 10 menit setiap kali terapi, tergantung kebutuhan. Gitta mengingatkan, jika rasanya sudah tidak nyaman, segera hentikan karena berarti tubuh sudah cukup menerima warna itu. Namun jika tubuh masih merasa rileks dan nyaman, terapi boleh diteruskan sampai tubuh merasa cukup.
Cara terapi warna sangat beragam. Kita bisa menggunakan ruangan kecil dengan lampu berwarna. Di ruangan itu kita tiduran dengan santai sambil mendengarkan musik yang sesuai. Jika mungkin, biarkan kulit terbuka tanpa penutup agar penyerapan warna lebih banyak.
“Jika ukuran kamar hanya 2×3 meter, cukup menggunakan lampu ukuran lima sampai 15 watt. Tetapi jika ruangannya besar, gunakan besaran watt yang lebih tinggi. Namun sinarnya harus dipantulkan dulu agar tidak terlalu cepat sampai ke kulit,” kata Gitta.
Selain itu, orang juga bisa memegang benda dengan warna yang kita butuhkan, termasuk memakai baju dengan warna-warna yang dibutuhkan.
“Walau tidak secepat sinar, gelombang warna yang ada pada baju mampu merambat masuk melalui kulit. Jadi kalau kita ingin merasa berani, pakailah baju warna merah. Bila mau wawancara pakailah baju warna biru, karena biru melancarkan komunikasi. Sedangkan warna hitam bisa meningkatkan rasa percaya diri,” jelas wanita keturunan Belanda ini. (ARN)
http://keris.blogs.ie
Thanks for reading & sharing viraldaily
0 komentar:
Post a Comment