Abraham Samad
Saat pemilihan Calon Pimpinan KPK Abraham Samad mendulang suara maksimal yakni 55 suara dari 56 yang memiliki hak suara di Komisi Hukum DPR. Perolehan ini sama persis dengan perolehan Bambang Widjojanto yang juga mendapat 55 suara.
Saat pemilihan Calon Pimpinan KPK Abraham Samad mendulang suara maksimal yakni 55 suara dari 56 yang memiliki hak suara di Komisi Hukum DPR. Perolehan ini sama persis dengan perolehan Bambang Widjojanto yang juga mendapat 55 suara.
Nah, saat pemilihan Ketua KPK, konfigurasi berubah drastis. Di sinilah posisi Abraham Samad melesat bagaikan kilat. Dia mendapat suara cukup dominan yakni 43 suara. Perolehan ini mengalahkan rivalnya yakni Busyro Muqoddas 5 suara, Bambang Widjojanto 4 suara, Zulkarnain 3 suara, dan Adnan Pandu Pradja 1 suara.
Saat pemilihan Ketua KPK inilah, secara faktual, terjadi pembelokan suara dukungan kepada berbagai calon. Yang paling mencolok terjadi pada Bambang Widjojanto saat pemilihan Ketua KPK yakni sebanyak 51 suara 'kabur'.
Anggota Komisi Hukum DPR RI dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Martin Hutabarat mengatakan banyaknya dukungan ke Bambang Widjojanto dalam pemilihan Capim KPK tidak sebanding saat pemilihan Ketua KPK. "Saya merasa heran, mengapa bedanya luar biasa antara Abraham Samad dan Bambang Widjojanto. Padahal waktu pemilihan Capim KPK keduanya imbang," katanya kepada INILAH.COM melalui saluran telepon di Jakarta, Minggu (4/12/2011).
Martin yang terlibat dalam pemilihan pimpinan KPK di Komisi Hukum DPR RI ini pun mempertanyakan mengapa seluruh fraksi di Komisi Hukum kompak memilih Abraham Samad. "Ini apakah bentuk kepercayaan luar biasa atau sebaliknya?" ujar Martin.
Dia menyebutkan minimnya dukungan parlemen kepada Bambang Widjojanto tidak terlepas dari ketakutan seluruh fraksi terhadap fitur Bambang. "Yang pasti, saya melihat ada ketakutan oleh seluruh fraksi kepada Bambang," cetus Martin.
Kepentingan Pemilu 2014, dalam pandangan Martin menjadi pertimbangan politik dalam Pemilihan Capim KPK beberapa waktu lalu. Dia menyebutkan banyak kader di partai politik memilliki masalah hukum. "Ini kan agar pimpinan KPK mengamankan kader partai yang bermasalah. Yang paling banyak gubernur dan bupati dari partai mana?" tanyanya.Namun sinyalemen Martin ini dibantah oleh fraksi-fraksi pengusung Abraham Samad yang dikenal dengan kelompok enam fraksi. "Kita buktikan saja apakah pilihan enam fraksi pemilih opsi C nanti memble atau justru mampu membongkar kasus Century dan menyeret pelaku kejahatan itu ke meja hijau," tantang Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo.
"Khususnya bagi Abraham (Ketua KPK). Kita akan beri dia kesempatan menunjukkan nyalinya. Dan sesuai janjinya, dia akan mundur dan pulang kampung jika tidak bisa menyelesaikan kasus-kasus besar dalam satu tahun," ujar Bambang kepada Kompas.com di Jakarta, Minggu (4/12/2011).
Menurut Bambang, sejumlah kasus korupsi besar, seperti kasus Bank Century, Wisma Atlet, dan proyek Hambalang, harus dijadikan prioritas utama bagi Abraham sebagai pemimpin baru KPK. Abraham, kata Bambang, harus dapat keluar dari tekanan-tekanan partai politik dan kekuasaan terkait sejumlah kasus besar tersebut.
"Kita lihat sepak terjang dia satu dua bulan ke depan. Apakah benar dia bisa tunduk pada tekanan, atau justru dia benar-benar tegak lurus. Toh, di sana ada Bambang Widjojanto yang kita sudah kenal keras dan tegas," kata Bambang.
Sebelumnya, saat melakukan uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR, Jakarta, Senin (28/11/2011), Abraham Samad berjanji akan mundur apabila ternyata selama satu tahun pertama kepemimpinannya gagal atau diintervensi dalam pemberantasan korupsi. Ia juga berjanji tidak akan ada kasus-kasus korupsi yang di-peti-es-kan.
"Saya enggak perlu diminta turun (sebagai pimpinan). Satu tahun enggak bisa apa-apa, saya akan mundur. Ini pertanggungjawaban saya kepada publik. Saya akan mundur. Percumalah saya jauh-jauh dari Makassar ke Jakarta. Saya pulang kembali ke Makassar," ujar Abraham.
Abraham Samad terpilih sebagai Ketua KPK periode 2011-2015 dalam voting yang dilakukan Komisi III DPR, Jumat (2/12/2011). Pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, itu meraih 43 suara, menyisihkan empat pimpinan KPK terpilih lainnya, yakni Bambang Widjojanto (4 suara), Adnan Pandu Praja (3 suara), dan Zulkarnain (1 suara), serta Ketua KPK saat ini Busyro Muqqodas (5 suara)
Thanks for reading & sharing viraldaily
0 komentar:
Post a Comment